Gunung Semeru |
jawa.Legenda dan Sejarah Gunung Semeru di Tanah Jawa meyakini pemerintahan tertua di tanah Jawa berada di kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Beberapa kali, Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java, menyebut kata-kata Semiru (Gunung Semeru).
Giling Wesi, nama pemerintahan di kaki Gunung Semeru ini didirikan oleh Tritresta, yang juga tercacat sebagai penguasa pertama Giling Wesi. Dalam naskah Daerah Jawa bagian Timur, Sumenep dan Bali, Nata Kusuma, pejabat panambahan Sumenap menyusun silsilah penguasa Hindu yang memerintah di Jawa. Silsilah tersebut cukup detail sejak tahun pertama Jawa dengan pemerintahan Giling Wesi hingga Majapahit.
Banyak
cerita juga yang menyebutkan bahwa Gunung Semeru berasal dari Gunung
Meru yang ada di India ( Jambudwipa ). Menurut kepercayaan masyarakat
Jawa yang bersumber dari kitab kuno Tantu Pagelaran pada abad ke 15
keadaan Pulau Jawa tidak stabil, mengapung di lautan luas dan terombang -
ambing oleh ombak yang begitu ganas. Melihat hal tersebut para Dewa
memutuskan untuk memindahkan Gunung Meru yang ada di India dan
memakukannya di Pulau Jawa.
Legenda Gunung Semeru |
Dua Dewa yang memindahkan Gunung Semeru adalah Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura - kura raksasa, sedangkan Dewa Brahma berubah menjadi sesosok ular yang panjang dan besar.
Wisnu yang menjelma menjadi kura - kura raksasa bertugas menggendong Gunung Meru di punggungnya. Sementara itu untuk menjaga Gunung Meru tetap aman, Dewa Brahma yang sudah menjelma menjadi ular raksasa melilitkan tubuhnya di kura - kura raksasa.
Pada awalnya Para Dewa meletakkan Gunung Meru di atas bagian barat Pulau Jawa. Akan tetapi karena Gunung Meru terlalu berat, bagian ujung pulau Jawa sebelah timur menjadi terangkat. Dengan segera Dewa - Dewa itu memindahkan gunung itu ke bagian timur Pulau Jawa.
Dalam proses pemindahan inilah ada serpihan - serpihan Gunung Meru yang tercecer dan menjadi jajaran pegunungan di Pulau Jawa. Ketika puncak Meru dipindahkan ke timur Pulau Jawa, peristiwa yang sama kembali terjadi. Pulau Jawa tetap saja miring. Akhirnya para Dewa memutuskan untuk memenggal sebagian dari Gunung Meru dan kemudian ditempatkan di bagian barat laut Pulau Jawa.
Bagian utama dari Gunung Meru inilah yang sekarang disebut dengan Gunung Semeru dan penggalan yang ditempatkan di bagian barat laut membentuk Gunung Pawitra ( yang sekarang lebih akrab disebut dengan nama Gunung Pananggungan ).
Menurut
kosmologi Hindu - Jawa, Gunung Pawitra merupakan Puncak Kailaca yang
dipindah ke Pulau Jawa.Puncak Kaliaca itu sendiri merupakan tempat
persemayaman para Dewa - Dewa dalam cerita pewayangan Jawa.
Semeru
juga disebutkan dalam Prasasti Pasrujambe, di Kabupaten Lumajang.
“Daerah itu dulu merupakan padepokan dan tempat tinggal resi,” katanya.
Lokasinya tepatnya di Dusun Munggir. “Dulu ditempati seorang Brahmana,”
katanya. Resi Pasopati, penyebar Hindu di Tanah Jawa disebut-sebut
muksa di Gunung Semeru. Bagi
masyarakat Bali, Gunung Semeru dipercaya sebagai Bapak Gunung Agung yang
berada di Bali. Mereka juga percaya Gunung Semeru merupakan tempat
tinggal para Dewa.
semeru, maha meru emang mantap, mampir di warung kita juga ya sablon gelas plastik di jakarta
ReplyDelete